MAN
Ende (Kemenag) --- Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Ende menjadi venue kegiatan
Peningkatan Kompetensi Guru Madrasah Dalam Merdeka Belajar Lingkup Madrasah
Se-kabupaten Ende pada Senin (6/5/2024).
Kegiatan
tersebut berlangsung di lapangan upacara MAN Ende yang dihadiri oleh Kepala Sub
Koordinator Subdirektorat MA/MAK Direktorat GTK Madrasah Kementrian Agama
Republik Indonesia, Muhammad Luthfi Ubaidillah yang didampingi oleh dua pejabat
lainnya, Anggota Tim Pengembang Kurikulum Merdeka Direktorat GTK Madrasah
Kemenag RI, Arni Riska Amanda, Kepala Seksi (Kasie) Pendidikan Islam (Pendis)
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kab. Ende, Hj. Hadisyafani Mapawa, Kepala
MAN Ende, H. Tahrun Thalib, Kepala MTsN 1 Ende, H. Samsudin Thalib, seluruh
Bapak/ibu Guru MAN Ende dan bapak/Ibu Guru MTsN 1 Ende,
Muhammad
Luthfi Ubaidilah dalam arahannya memotivasi kepada bapak/ibu guru untuk selalu
bersyukur karena telah menjadi guru dalam naungan Kementerian Agama.
"Bersyukurlah
kita semua, bapak/ibu guru yang telah
ditakdirkan oleh Allah SWT untuk menjadi pengajar dan pendidik pada
lembaga pendidikan khususnya Madrasah dalam naungan Kementerian Agama. Inshaa
Allah, semua amal ibadah kita akan mendapatkan keridoan dan keberkahan dari
Allah SWT," terang M. Luthfi.
M.
Luthfi juga menambahkan tugas dan fungsi guru sesuai dengan Keputusan Menteri
Agama (KMA) Nomor 1006 Tahun 2021
"Tugas
dan fungsi seorang guru itu banyak sekali, secara umum ada empat fungsi guru
sesuai KMA Nomor 1006 tahun 2021. Pertama, Guru sebagai motivator. Ketika ada
anak bapak/ibu guru mengalami kekalahan dalam suatu perlombaan, berikanlah
motivasi dengan semangat yang tinggi serta menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
Oleh karena itu, seorang guru hrus dibarengi dengan teknik-teknik memberikan
motivasi makanya harus diperkaya dengan budaya membaca yang dikenal dengan
budaya literasi. Kedua, Guru sebagai teladan agar menjaga jati diri pribadi dan
menjadi cermin bagi anak didik kita. Ada satu statemen dari Imam Al-Ghazali
yang sangat menyentuh hati. Beliau mengatakan hakikatnya guru sebelum
memberikan materi, perilakunya sudah mengajarkan. Ketiga, Guru sebagai administrator
untuk mencatat perkembangan peserta didik dari hari ke hari. Keempat, Guru
sebagai inisiator untuk mencari tahu bagaimana cara mencerdaskan anak-anak, meningkatkan semangat anak-anak
dan lain sebagainya" jelas M. Luthfi.
M.
Luthfi juga mengutip pendapat dari Imam Ibnu Miskawaih seorang filosof Muslim
yang masyhur dengan teorinya tentang filsafat al-Nafs dan filsafat al-Akhlak.
"Imam
Ibnu Miskawaih menjelaskan bahwa seorang guru harus memiliki tiga kecerdasan:
1) Kecerdasan intelektual dengan memiliki pengetahuan yang luas, 2) Kecerdasan
Spiritual dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, 3) Kecerdasan emosional,
dimana seorang guru ngga boleh gampang marah, ngga boleh gosip, ngga boleh iri
hati. Apabila kita menerapkan ketiga kecerdasan ini yang akan menjadi pribadi
yang Rahmatan Lil 'Aalamin dan akan melahirkan pribadi-pribadi yang
moderat," terang M. Luthfi
Sementara
itu, Arni Riska Amanda selaku Anggota Tim Pengembang Kurikulum Direktorat GTK
Madrasah Kemenag RI menjelaskan tentang esensi dari kurikulum merdeka adalah
bagaimana cara siswa memunculkan minat belajar dari dalam dirinya sendiri.
"Selama ini kita merasa Kurikulum Merdeka terkesan ribet dan bikin stress padahal poin penting kurikulum merdeka yakni dari bukanlah penguasaan konsep tetapi bagaimana peserta didik mampu memecahkan masalah. Jangan lupa point penting yang lain dari Kurmer adalah adanya diferensiasi pembelajaan sesuai dengan gaya belajar siswa yang berbeda-beda," jelas Arni yang juga merupakan salah seorang guru di MTsN 4 Bandung.
Penulis
: Zulkasim A. Jenggo