Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Ende berkolaborasi dengan empat instansi diantaranya: Kepolisian Resor (Polres) Ende, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. WZ Yohanes-Ende dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Ende untuk menyetop tindakan perundungan (stop bullying). Stop bullying merupakan salah satu topik pada pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamiin (P5P2RA) Fase E yang berlangsung dari hari/tanggal: Senin, 11 November s/d Sabtu, 16 November 2024.
Ketika diwawancarai oleh kontributor media ini pada Rabu (13/11/2024), Kepala MAN Ende, H. Tahrun Thalib menjelaskan tentang alasan lembaga yang dipimpinnya memilih keempat instansi dalam kegiatan P5P2RA.
“Berdasarkan hasil analisis yang mendalam dari tim P5P2RA yang dikoordinasikan dengan bagian kurikulum kemudian mereka berdiskusi kepada saya dan meminta persetujuan. Alasan kami memilih keempat instansi tersebut adalah: 1) Lapas Ende dipilih agar peserta didik mengetahui jenis hukuman yang diberikan kepada para pelaku bullying, peserta didik bisa mendapatkan ilmu dari petugas Lapas dan melakukan wawancara secara langsung. Disana mereka juga bisa melihat pelaku bullying yang menerima hukuman dari aksi tindakannya tersebut. 2) Polres Ende dipilih agar peserta didik mengetahui pasal-pasal yang berlaku terkait tindakan perundungan dan konsekuensi yang diterima oleh pelaku apabila melakukan tindakan tersebut. 3) SMK Negeri 2 Ende dipilih karena sekolah tersebut memiliki kuantitas peserta didik yang begitu besar tetapi saya secara pribadi melihat bahwa mereka mampu menekan perilaku bullying berarti peran guru BK-nya sangat luar biasa. 4) RSUD Prof. Dr. WZ Yohanes-Ende khususnya dokter ahli kejiwaan agar anak-anak mengetahui dampak kesehatan mental dan fisik bagi korbaan bullying dan upaya untuk menghindari bahkan menyetop tindakan tersebut”, terang H. Tahrun.
Sementara itu, Finilia Masang sebagai koordinator P5P2RA Fase E menjelaskan tentang mekanisme pemilihan topik yang dijadikan proyek.
“Alhamdulillah, untuk tema P5P2RA kali ini adalah Bangunlah Jiwa Raga. Dari tema tersebut ada sekitar 10 topik yang kami tawarkan kepada peserta didik kelas X Fase E, salah satu topiknya adalah stop bullying. Setelah itu kami melakukan poling dan menyebarkan angket melalui google form. Ternyata topik tersebut (stop bullying) paling banyak dipilih oleh peserta didik”, terang Finilia.
Finilia kemudian menjelaskan alasan yang melatar belakangi peserta didiknya mayoritas memilih topik stop bullying sebagai topik yang dijadikan proyek serta harapannya dalam upaya untuk memberantas tindakan perundungan.
“Alasan yang melatar belakangi mayoritas peserta didik memilih stop bullying karena kasus bullying atau yang kita kenal dengan perundungan menjadi topik yang lagi hangat untuk dihentikan baik dalam skala lokal, nasional maupun regional. Saya berharap mudah-mudahan kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekitar kita bisa dikurangi bahkan tidak ada lagi, maksud saya stop total; baik itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat”, jelas Finilia.
Finilia juga menjelaskan alasan tim P5P2RA memilih empat instansi untuk diajak berkolaborasi dalam memberikan ilmu dan pengetahuan untuk peserta didiknya dalam menjalankan proyek P5P2RA.
“Pihak yang kami ajak untuk berkolaborasi ada empat instansi diantaranya: Lapas Ende, Polres Ende, SMK Negeri 2 Ende khusunya guru BK dan RSUD Prof. Dr. WZ Yohanes-Ende, khusunya dokter ahli kejiwaan. Pemilihan keempat instansi tersebut berdasarkan analisis yang mendalam dari tim penyusun modul, hasil diskusi dari seluruh tim P5P2RA dan tentunya sudah didiskusikan dengan bagian kurikulum kemudian kami koordinasikan dan meminta persetujuan dari bapak Kepala MAN Ende, bapak H. Tahrun Thalib. Semua instansi tersebut sangat relevan dan berkompeten dalam bidangnya masing-masing”, imbuh Finilia.
Penulis: Zulkasim A. Jenggo
Foto: Tim P5P2RA MAN Ende